Pendakian Gunung Arjuno 3.339 MDPL via Purwosari dan turun via Lawang 2017
Gunung Arjuno merupakan salah satu gunung berapi kerucut dengan
ketinggian 3.339mdpl yang terletak di Provinsi Jawa Timur, tepatnya perbatasan
Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan. Untuk menuju ke Gunung
Arjuno ada 3 jalur, yaitu via Lawang, Purwosari, dan Tretes. Pada
kesempatan kali ini tepatnya pada hari Minggu, 30 Juli 2017 memilih via jalur
Purwosari. Saya bersama 3 saudara berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB
menuju ke terminal Arjosari dengan naik motor, dimana nanti motornya di parkir
nginap disana. Sesampai di terminal kami langsung mencari bus yang
melewati arah Purwosari, bisa naik bus jurusan ke Surabaya ataupun jurusan
Jember yang penting nanti turun di Purwosari. Setelah nunggu bus yang ngetime
sambil nunggu penumpang akhirnya busnya berangkat juga dan sampai di Purwosari
sekitar pukul 07.15 WIB dengan tarif Rp 6.000/orang. Setelah turun dari bus ada
beberapa abang ojek yang nawarin jasanya dengan tarif Rp 30.000, namun bisa
ditawar dan kami deal dengan harga Rp 25.000.Naik ojek sekitar 20 menit sudah
langsung sampai pos perijinan pendakian Gunung Arjuno. Disana kami langsung
melakukan pendataan pendaki yang akan ke gunung dengan membayar Rp 10.200/org
per hari. Estimasi kami 2 hari pendakian.
Pos Perijinan
Pendakian G. Arjuno
karcis
Setelah beres semua kita mulai jalan sekitar pukul 08.10 WIB. Oiya
kami rencana turun via Lawang, jadi waktu pendataan sekalian bilang kalo kami
bakal turun via Lawang dan karcisnya tidak boleh sampai hilang.
Berangkatlah kami naik-naik ke puncak gunung yang kebetulan pada
hari itu bersamaan dengan event Mantra Running Challenge dimana banyak peserta
running yang rutenya memang melewati gunung. Di sepanjang perjalanan awal ini
bertemu dengan pengunjung lainnya kebanyakan anak-anak yang mungkin hanya
sampai pos 1. Setelah jalan beberapa meter kami di stop sama petugas di pos
yang memeriksa karcis, karena mungkin ada beberapa pengunjung yang datang tanpa
karcis.
pos
pemeriksaan karcis
Kesan pertama melihat kondisi jalan yang kita lewati memang makadam
bebatuan dan tanah, untung saja akhir-akhir ini tidak ada hujan sehingga
kondisi jalan kering dan mendukung untuk treking.
kondisi
jalan
Dari pos perijinan ke pos 1 jaraknya tidak terlalu jauh, kami tempuh
kurang lebih sekitar 1 jam dengan istirahat sebentar apabila merasa butuh
istirahat. Kami tidak berhenti di pos 1 karena waktu itu ada para tentara yang
sedang berlatih di area tersebut.
pos 1 Onto
Boego
Perjalanan kami teruskan degan kondisi jalan yang udah mulai nanjak
sampai menuju pos 2 yaitu Tampuono, disini kami beristirahat sejenak dimana di
pos 2 ini ada bapak yang buka warung untuk sekedar ngopi dan istirahat.
pos
2 Tampuono
Kami lanjut dengan jalan yang mulai lebih ekstrim lagi yang juga banyak
nyamuknya. Di sepanjang jalan kami bertemu dengan pendaki lainnya yang turun
dari muncak. Kebanyakan banyak pendaki mulai hari Sabtu-Minggu.
pos
3 Eyang Sakri
Lanjut lagi dari pos 3 ke pos 4, kami melewati sebuah tempat
dimana tempat tersebut terdapat tulisan pakai aksara jawa dan kami tidak bisa
membaca karena sudah lupa ☺. Setelah di rumah sambil browsing ternyata tulisan
tersebut adalahn"Rahayu".
pondok
Rahayu
Setelah pondok rahayu, kami berjalan terus dengan medan lumayan
nanjak dengan didominasi tanah padat dan akar pohon menuju ke Eyang Semar.
Disini ada sebuah gubuk untuk istirahat sejenak yang didalamnya ada dapur umum
sudah lengkap dengan kompor dan peralatan dapur, toilet juga tersedia meskipun
hanya bertutupkan kain helai. Di Eyang Semar kami tidak mengambil foto karena
pada waktu itu ada orang sembahyang. Setelah istirahat cukup lama kami mulai
jalan lagi
Langkah demi langkah terus berjalan, perlahan-lahan yang penting
tidak usah memaksakan diri apabila merasa lelah.
pos
4 Mangkutoromo
Di pos 4 tersedia sumber air terakhir, untuk itu isilah semua
botol kosong teman-teman buat persiapan karena jangan sampai kekurangan air
sepanjang pendakian. Dari pos 4 ke pos 5 jaraknya tidak jauh mungkin hanya 30
menit dengan banyak arca-arca yang tempat tersebut dinamai dengan
"Sepilar".
pos
5 Sepilar
Dari Sepilar kita lanjut untuk ke pos selanjutnya yaitu Jawadwipa.
Kemungkinan kami ngecamp disana karena waktunya tidak cukup untuk melakukan
perjalanan tengah malam dan kami juga sudah mulai merasa lelah butuh istirahat
seharian jalan. Karena dari Jawadwipa sampai ke Pelawangan membutuhkan waktu
kurang lebih 5 jam. Akhirnya kami pukul 16.30 sampai di Jawadwipa langsung
mendirikan tenda dan menyiapkan makan malam.
pos
6 Jawadwipa
Pemandangan disini cukup keren, kami bisa melihat gunung yang
mengelilingi Malang. Kelihatan puncak Gunung Semeru dengan indahnya sunset
waktu senja itu bercampur dinginnya udara saat itu. Pemandangan malam hari juga
bagus kelihatan lampu-lampu apabila tidak tertutup kabut.
Jawadwipa
Paginya kami siap-siap melanjutkan perjalanan dengan kondisi fisik yang
sudah lumayan baik dan semangat lagi untuk berjalan ke tempat yang lebih tinggi
lagi. Kami start pukul 07.30 WIB dengan kondisi jalan yang uda kelihatan nanjak
terus melewati bukit dengan kanan-kiri pohon pinus dan rumput yang tinggi.
Kadang harus melewati pohon yang roboh dan kalau udah merasa capek kami
berhenti sambil melihat-lihat pemandangan sekitar yang sangat menakjubkan.
Waktu itu anginnya kencang jadi siap-siap masker dan baju yang mungkin bisa
melindungi badan kalian.
lelah
bang...
Setelah menempuh waktu sekitar 5,5 jam akhirnya sampai juga di
pelawangan. Pelawangan adalah jalur pertemuan antara Lawang dan Purwosari.
Disini kami istirahat dan makan siang sebelum menuju ke puncak Gunung Arjuno
yang udah di depan mata. Dari hasil browsing pengalaman pendaki lainnya dari
Pelawangan ke puncak ditempuh dengan waktu 1 jam.
jalur
pertemuan via Lawang dan Purwosari
Setelah makan siang, kami siap ke puncak dengan barang-barang kami
tinggalkan di dekat pohon itu hanya membawa minum dan barang berharga. Karena
tidak mungkin kami membawa barang sebanyak dan seberat itu ke puncak. Kami
mulai start pukul 13.30 WIB dengan jalan perlahan-lahan karena jalannya nanjak
banget dan angin yang cukup besar. Pukul 14.55 WIB sampailah kita di puncak
Gunung Arjuno. Saya hanya bisa bilang Alhamdulillah.. Allohuakbar..
Masyaallah.... indah banget pemandangan dari atas.
Cukup waktu untuk mengabadikan, sekitar 45 menit di puncak dan angin
semakin kencang dan dingin kami memutuskan untuk turun. Dari puncak ke tempat
tas kami taur hanya menempuh waktu 30 menit. Kemudian kami lanjut turun via
Lawang dengan melewati Cemoro Sewu, Alas Lalijiwo, dan pos 4. Dari Pelawangan
sampai pos 4 kami menempuh waktu 1.5 jam tanpa istirahat dengan kondisi jalan
yang lebih "emejing" daripada kondisi jalan via Purwosari. Di
pos 4 kami istirahat sejenak sebelum melanjutkan ke pos 3, dimana rencana kami
ngcamp disana yaitu Mahapena. Dari pos 4 ke pos 3 kami berjalan 1.5 jam dengan
melakukan treking malam hari, saya jatuh berkali-kali karena kaki sudah mulai
lemes kepingin cepat istirahat. Pukul 19.10 WIB sampailah kami di Mahapena dan
mulai mendirikan tenda. Bikin minum, langsung istirahat karena badan sudah
capek. Pemandangan pagi di Mahapena luar biasa, bisa melihat sunrise langsung
berhadapan dengan tenda.
pos 3 Mahapena
Mahapena
Sambil membereskan barang-barang, kami berdiskusi jalur mana yang
akan kami lewati. Karena ada 2 jalur untuk turun dari Mahapena, yang pertama
lewat jalur utama dimana jalur ini melewati savana dengan kondisi jalan yang
zigzag, dan yang kedua lewat jalur alternatif yang agak ekstrim yaitu melewati
gunung lincing 1, lincing 2 yang semua jalur itu menghubungkan untuk sampai
pada pos 2. Akhirnya kami memutuskan melewati jalur alternatif dengan harapan
agar lebih cepat sampai pos 2. Kondisi jalannya yang lumayan ekstrim
mengharuskan kita berhati-hati saat jalan. Jalan pela-pelan sambil menikmati
pemandangan dan kencangnya angin yang berhembus sampailah kami di gunung
Lincing.
Gunung
Lincing
Setelah istirahat cukup di puncak Gunung Lincing kami harus
melanjutkan jalan dengan menuruni gunung ini dan harus berhati-hati. Kondisi
jalannya yang dominan tanah padat dan baebatuan mengharuskan pakai alas kaki
yang memadai, dan jangan sampai tersandung.
Sekitar pukul 09.30 akhirnya sampai di pos 2. Disini terdapat
gubuk untuk istirahat, dimana di dekat pos 2 ini ada sumber air tetapi harus
berjalan sejauh kurang lebih 300 meter dan melewati dua bukit. Berhubung
persediaan air kami masih cukup kami tidak ke sumber air itu.
pos 2
Dari pos 2 ke pos 1 melewati hutan dan kebun teh. untuk turunnya sangat cepat waktu yang dibutuhkan, karena perasaan udah kepingin banget sampai rumah dan kangen kasur. Sampai di pos 1 istirahat sebentar kemudian lanjut ke pos pendaftaran, nah disinilah akhirnya bisa berbenah diri dan istirahat sejenak. Di pos 1 merupakan pemukiman penduduk yang banyak warga disekitar.
Alur menuju ke Puncak Arjuno
Berhubung kami parkir kendaraan di Terminal Arjosari, jadi dari pos pendaftaran ke jalan besar/ pasar lawang naik ojek dengan tarif Rp 25.000/org. Dari Pasar Lawang ke Arjosari naik bison dengan tarif Rp 5.000/org. Setelah ambil motor dan menuju ke rumah dengan perasaan senang, lega, lelah akhirnya trip kali ini berjalan dengan sempurna dan alhamdulillah semuanya baik-baik saja.
See you next trip.....
Gunung Arjuno merupakan salah satu gunung berapi kerucut dengan
ketinggian 3.339mdpl yang terletak di Provinsi Jawa Timur, tepatnya perbatasan
Kota Batu, Kabupaten Malang, dan Kabupaten Pasuruan. Untuk menuju ke Gunung
Arjuno ada 3 jalur, yaitu via Lawang, Purwosari, dan Tretes. Pada
kesempatan kali ini tepatnya pada hari Minggu, 30 Juli 2017 memilih via jalur
Purwosari. Saya bersama 3 saudara berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB
menuju ke terminal Arjosari dengan naik motor, dimana nanti motornya di parkir
nginap disana. Sesampai di terminal kami langsung mencari bus yang
melewati arah Purwosari, bisa naik bus jurusan ke Surabaya ataupun jurusan
Jember yang penting nanti turun di Purwosari. Setelah nunggu bus yang ngetime
sambil nunggu penumpang akhirnya busnya berangkat juga dan sampai di Purwosari
sekitar pukul 07.15 WIB dengan tarif Rp 6.000/orang. Setelah turun dari bus ada
beberapa abang ojek yang nawarin jasanya dengan tarif Rp 30.000, namun bisa
ditawar dan kami deal dengan harga Rp 25.000.Naik ojek sekitar 20 menit sudah
langsung sampai pos perijinan pendakian Gunung Arjuno. Disana kami langsung
melakukan pendataan pendaki yang akan ke gunung dengan membayar Rp 10.200/org
per hari. Estimasi kami 2 hari pendakian.
Pos Perijinan
Pendakian G. Arjuno
|
karcis |
Setelah beres semua kita mulai jalan sekitar pukul 08.10 WIB. Oiya
kami rencana turun via Lawang, jadi waktu pendataan sekalian bilang kalo kami
bakal turun via Lawang dan karcisnya tidak boleh sampai hilang.
Berangkatlah kami naik-naik ke puncak gunung yang kebetulan pada
hari itu bersamaan dengan event Mantra Running Challenge dimana banyak peserta
running yang rutenya memang melewati gunung. Di sepanjang perjalanan awal ini
bertemu dengan pengunjung lainnya kebanyakan anak-anak yang mungkin hanya
sampai pos 1. Setelah jalan beberapa meter kami di stop sama petugas di pos
yang memeriksa karcis, karena mungkin ada beberapa pengunjung yang datang tanpa
karcis.
pos pemeriksaan karcis |
Kesan pertama melihat kondisi jalan yang kita lewati memang makadam
bebatuan dan tanah, untung saja akhir-akhir ini tidak ada hujan sehingga
kondisi jalan kering dan mendukung untuk treking.
kondisi jalan |
Dari pos perijinan ke pos 1 jaraknya tidak terlalu jauh, kami tempuh
kurang lebih sekitar 1 jam dengan istirahat sebentar apabila merasa butuh
istirahat. Kami tidak berhenti di pos 1 karena waktu itu ada para tentara yang
sedang berlatih di area tersebut.
pos 1 Onto
Boego
|
Perjalanan kami teruskan degan kondisi jalan yang udah mulai nanjak
sampai menuju pos 2 yaitu Tampuono, disini kami beristirahat sejenak dimana di
pos 2 ini ada bapak yang buka warung untuk sekedar ngopi dan istirahat.
pos 2 Tampuono |
Kami lanjut dengan jalan yang mulai lebih ekstrim lagi yang juga banyak
nyamuknya. Di sepanjang jalan kami bertemu dengan pendaki lainnya yang turun
dari muncak. Kebanyakan banyak pendaki mulai hari Sabtu-Minggu.
pos 3 Eyang Sakri |
Lanjut lagi dari pos 3 ke pos 4, kami melewati sebuah tempat
dimana tempat tersebut terdapat tulisan pakai aksara jawa dan kami tidak bisa
membaca karena sudah lupa ☺. Setelah di rumah sambil browsing ternyata tulisan
tersebut adalahn"Rahayu".
pondok Rahayu |
Setelah pondok rahayu, kami berjalan terus dengan medan lumayan
nanjak dengan didominasi tanah padat dan akar pohon menuju ke Eyang Semar.
Disini ada sebuah gubuk untuk istirahat sejenak yang didalamnya ada dapur umum
sudah lengkap dengan kompor dan peralatan dapur, toilet juga tersedia meskipun
hanya bertutupkan kain helai. Di Eyang Semar kami tidak mengambil foto karena
pada waktu itu ada orang sembahyang. Setelah istirahat cukup lama kami mulai
jalan lagi
Langkah demi langkah terus berjalan, perlahan-lahan yang penting
tidak usah memaksakan diri apabila merasa lelah.
pos 4 Mangkutoromo |
Di pos 4 tersedia sumber air terakhir, untuk itu isilah semua
botol kosong teman-teman buat persiapan karena jangan sampai kekurangan air
sepanjang pendakian. Dari pos 4 ke pos 5 jaraknya tidak jauh mungkin hanya 30
menit dengan banyak arca-arca yang tempat tersebut dinamai dengan
"Sepilar".
pos 5 Sepilar |
Dari Sepilar kita lanjut untuk ke pos selanjutnya yaitu Jawadwipa.
Kemungkinan kami ngecamp disana karena waktunya tidak cukup untuk melakukan
perjalanan tengah malam dan kami juga sudah mulai merasa lelah butuh istirahat
seharian jalan. Karena dari Jawadwipa sampai ke Pelawangan membutuhkan waktu
kurang lebih 5 jam. Akhirnya kami pukul 16.30 sampai di Jawadwipa langsung
mendirikan tenda dan menyiapkan makan malam.
pos 6 Jawadwipa |
Pemandangan disini cukup keren, kami bisa melihat gunung yang
mengelilingi Malang. Kelihatan puncak Gunung Semeru dengan indahnya sunset
waktu senja itu bercampur dinginnya udara saat itu. Pemandangan malam hari juga
bagus kelihatan lampu-lampu apabila tidak tertutup kabut.
Jawadwipa |
Paginya kami siap-siap melanjutkan perjalanan dengan kondisi fisik yang
sudah lumayan baik dan semangat lagi untuk berjalan ke tempat yang lebih tinggi
lagi. Kami start pukul 07.30 WIB dengan kondisi jalan yang uda kelihatan nanjak
terus melewati bukit dengan kanan-kiri pohon pinus dan rumput yang tinggi.
Kadang harus melewati pohon yang roboh dan kalau udah merasa capek kami
berhenti sambil melihat-lihat pemandangan sekitar yang sangat menakjubkan.
Waktu itu anginnya kencang jadi siap-siap masker dan baju yang mungkin bisa
melindungi badan kalian.
lelah bang... |
Setelah menempuh waktu sekitar 5,5 jam akhirnya sampai juga di
pelawangan. Pelawangan adalah jalur pertemuan antara Lawang dan Purwosari.
Disini kami istirahat dan makan siang sebelum menuju ke puncak Gunung Arjuno
yang udah di depan mata. Dari hasil browsing pengalaman pendaki lainnya dari
Pelawangan ke puncak ditempuh dengan waktu 1 jam.
jalur pertemuan via Lawang dan Purwosari |
Setelah makan siang, kami siap ke puncak dengan barang-barang kami
tinggalkan di dekat pohon itu hanya membawa minum dan barang berharga. Karena
tidak mungkin kami membawa barang sebanyak dan seberat itu ke puncak. Kami
mulai start pukul 13.30 WIB dengan jalan perlahan-lahan karena jalannya nanjak
banget dan angin yang cukup besar. Pukul 14.55 WIB sampailah kita di puncak
Gunung Arjuno. Saya hanya bisa bilang Alhamdulillah.. Allohuakbar..
Masyaallah.... indah banget pemandangan dari atas.
Cukup waktu untuk mengabadikan, sekitar 45 menit di puncak dan angin
semakin kencang dan dingin kami memutuskan untuk turun. Dari puncak ke tempat
tas kami taur hanya menempuh waktu 30 menit. Kemudian kami lanjut turun via
Lawang dengan melewati Cemoro Sewu, Alas Lalijiwo, dan pos 4. Dari Pelawangan
sampai pos 4 kami menempuh waktu 1.5 jam tanpa istirahat dengan kondisi jalan
yang lebih "emejing" daripada kondisi jalan via Purwosari. Di
pos 4 kami istirahat sejenak sebelum melanjutkan ke pos 3, dimana rencana kami
ngcamp disana yaitu Mahapena. Dari pos 4 ke pos 3 kami berjalan 1.5 jam dengan
melakukan treking malam hari, saya jatuh berkali-kali karena kaki sudah mulai
lemes kepingin cepat istirahat. Pukul 19.10 WIB sampailah kami di Mahapena dan
mulai mendirikan tenda. Bikin minum, langsung istirahat karena badan sudah
capek. Pemandangan pagi di Mahapena luar biasa, bisa melihat sunrise langsung
berhadapan dengan tenda.
pos 3 Mahapena
|
Mahapena |
Sambil membereskan barang-barang, kami berdiskusi jalur mana yang
akan kami lewati. Karena ada 2 jalur untuk turun dari Mahapena, yang pertama
lewat jalur utama dimana jalur ini melewati savana dengan kondisi jalan yang
zigzag, dan yang kedua lewat jalur alternatif yang agak ekstrim yaitu melewati
gunung lincing 1, lincing 2 yang semua jalur itu menghubungkan untuk sampai
pada pos 2. Akhirnya kami memutuskan melewati jalur alternatif dengan harapan
agar lebih cepat sampai pos 2. Kondisi jalannya yang lumayan ekstrim
mengharuskan kita berhati-hati saat jalan. Jalan pela-pelan sambil menikmati
pemandangan dan kencangnya angin yang berhembus sampailah kami di gunung
Lincing.
Gunung Lincing |
Setelah istirahat cukup di puncak Gunung Lincing kami harus
melanjutkan jalan dengan menuruni gunung ini dan harus berhati-hati. Kondisi
jalannya yang dominan tanah padat dan baebatuan mengharuskan pakai alas kaki
yang memadai, dan jangan sampai tersandung.
Sekitar pukul 09.30 akhirnya sampai di pos 2. Disini terdapat
gubuk untuk istirahat, dimana di dekat pos 2 ini ada sumber air tetapi harus
berjalan sejauh kurang lebih 300 meter dan melewati dua bukit. Berhubung
persediaan air kami masih cukup kami tidak ke sumber air itu.
pos 2 |
Dari pos 2 ke pos 1 melewati hutan dan kebun teh. untuk turunnya sangat cepat waktu yang dibutuhkan, karena perasaan udah kepingin banget sampai rumah dan kangen kasur. Sampai di pos 1 istirahat sebentar kemudian lanjut ke pos pendaftaran, nah disinilah akhirnya bisa berbenah diri dan istirahat sejenak. Di pos 1 merupakan pemukiman penduduk yang banyak warga disekitar.
Alur menuju ke Puncak Arjuno |
Berhubung kami parkir kendaraan di Terminal Arjosari, jadi dari pos pendaftaran ke jalan besar/ pasar lawang naik ojek dengan tarif Rp 25.000/org. Dari Pasar Lawang ke Arjosari naik bison dengan tarif Rp 5.000/org. Setelah ambil motor dan menuju ke rumah dengan perasaan senang, lega, lelah akhirnya trip kali ini berjalan dengan sempurna dan alhamdulillah semuanya baik-baik saja.
See you next trip.....
Komentar
Posting Komentar